Apa yang anda lakukan bila rambu
lalu lintas menunjukkan lampu merah? Mayoritas dari kita pasti ,mau tidak mau, akan
menjawab berhenti padahal sebelumnya mungkin kita sedang berkendara kencang
atau berada pada kondisi jalanan yang ramai dimana kalau tidak segera jalan
makin terjebak dalam kemacetan. Tapi apa boleh buat, rambu lalu lintas menunjukkan
lampu merah dan kita waijb untuk berhenti, bila tidak berhenti? Kita harus siap
menerima konsekuensi maupun resikonya seperti ditilang pak polisi atau malah
terjadi kecelakaan karena menerobos lampu merah dan menabrak kendaraan dari
arah jalan yang berbeda. Sama seperti hidup, tidak selamanya kita akan melaju
kencang, ada kalanya sesuatu memaksa kita untuk berhenti sesaat dan mengambil jeda.
Banyak hal yang bisa kita lakukan
saat terjebak dalam lampu merah, bisa terus-terusan membunyikan klakson (ini
sangat mengganggu, percaya saya), bisa salip sana salip sini biar posisi
kendaraan makin ke depan, bisa menikmati audio kendaraan bila dalam mobil atau
malah bisa dimanfaatkan untuk mengulangi hapalan Quran dan kalau lupa bisa
langsung dibuka Qurannya untuk dicek. Sama seperti saat kita berada pada
kondisi jeda dalam hidup, kita bebas
memilih mau apa, bisa dari ngedumel
sampai melihat lagi sebenarnya apa tujuan kita. Kita boleh kok ngedumel, ngomong A sampai Z,
ngejelek-jelekin orang yang bikin kita stagnan tapi kita juga boleh melihat
lagi sebenarnya saat saya sudah sampai disini sesuai tidak ya dengan niatan
awal saya? Apakah tujuan saya hanya sekedar untuk dunia? Apakah ini hanya
sekedar mengejar materi tanpa memberi manfaat? Kalau memang kondisi jeda ini malah makin mendekatkan kita
dengan Yang Maha Kuasa kenapa harus ngedumel?
..boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui (Al Baqarah ; 216)
Apakah untuk sesaat berhenti ini
baik? Mungkin kita diminta untuk merenungi kembali tujuan kita melakukan segala
macam aktivitas dan kegiatan di dunia ini.
Imam Al Ghazali pernah mengajukan enam pertanyaan kepada murid-muridnya, dua dari pertanyaan tersebut adalah apa
yang besar? Dan apa yang paling ringan? Ternyata yang paling besar adalah nafsu
dan yang paling ringan adalah meninggalkan sholat. Mungkin selama ini nafsu
dunia telah merayu kita sehingga kita pun terus berada dibuaiannya sehingga
akhirnya sholat pun terlewat. Bahkan Khalifah Umar Bin Khatab sampai berdoa, “ya
Allah, tempatkanlah dunia dalam genggaman tangan kami dan janganlah kau
tempatkan dia dalam lubuk hati kami”.
Mungkin setiap kita mengalami
proses stagnan sehingga harus jeda
kita memang diminta untuk merefresh kembali tujuan kita, melihat kembali
kebesaran kuasaNya dan juga mengecek kembali apakah nafsu dunia telah membuat
kita lalai akan perintahNya?
Ini semua sekedar catatan pribadi untuk penulis :))