Maaf Pak Jokowi
Pemilihan Umum
Presiden tahun 2014 telah dilaksanakan, tanpa menunggu lama metode hitungan
quickqount langsung menyajikan hasil yang diasumsikan valid. Dari metode
quickcount keluarlah nama Pak Jokowi sebagai presiden terpilih dan selang 14
hari yaitu pada tanggal 22 Juli terbukti sudah keakuratan dari metode
quickcount tersebut. Presiden terpilih versi quickcount langsung berubah
menjadi presiden terpilih versi 240an juta rakyat Indonesia. Tapi dengan sejuta
hormat kepada Pak Jokowi selaku presiden terpilih saya hanya ingin bercerita
tanpa peduli ada yang akan membaca blog ini atau tidak. Maaf Pak Jokowi
Saya adalah warga
Jakarta yang mendambakan Jakarta menjadi kota yang layak huni. Saat pemilihan
gubernur dua tahun silam begitu mendengar Pak Jokowi akan hijrah dari Solo ke
Jakarta, timbul rasa optimis yang luar biasa untuk tercapainya kota sesuai
dambaan saya. Keberhasilan Pak Jokowi di Solo rasanya tidak perlu diragukan,
hampir seluruh media dalam negeri menyanjung Pak Jokowi bahkan Pak Jokowi juga
masuk dalam kandidat walikota terbaik di seluruh dunia, kalau tidak salah Pak
Jokowi berada di peringkat 3, sungguh suatu prestasi yang sangat membanggakan
bagi kami warga Indonesia. Harapan saya Jakarta akan disulap menjadi jakarta
baru dengan PKL yang lebih rapi, jalanan yang tidak lagi macet atau minimal
berkurang tingkat kemacetannya, anak-anak lebih nyaman bermain di taman kota
dan ribuan harapan lainnya. Sesekali saya memperhatikan berita di TV, aksi
gerak cepat Pak Jokowi sungguh luar biasa mulai dari reformasi birokrasi secara
utuh lalu perbaikan waduk untuk mengurangi banjir dan lain sebagainya. Tapi..
Sangat disayangkan itu semua hanya terjadi dalam waktu kurang dari dua tahun
Pak Jokowi menjabat di Jakarta. Sampai muncul isu Pak Jokowi akan dicalonkan
sebagai presiden, saya masih tetap optimis Pak Jokowi akan bertahan menjadi
gubernur. Makin lama, isu tersebbut makin santer diberitakan hingga seolah-olah
bukan lagi isu. Dan pada akhirnya terjawab sudah isu tersbut, saat Pak Jokowi
menyambangi rumah si pitung di marunda lalu menyampaikan niatannya untuk
menjadi calon presiden yang diusung salah satu partai. Jauh sebelum Pak Jokowi
berikrar untuk menjadi calon presiden, saya sudah lebih dahulu berikrar
walaupun dalam hati, saat masih menjadi isu tentang pencapresan Pak Jokowi saya
berjanji untuk tidak memilih Pak Jokowi dalam pemilu presiden 2014. Karena
hidup ini adalah pilihan. Maaf Pak Jokowi.
Maaf Pak Jokowi
mungkin yang saya sebutkan di atas adalah hal paling fundamental bagi saya
kenapa saya tidak memilih Pak Jokowi. Saya khawatir kalau saya berbicara hal
lain nanti dianggap sok tahu atau malah saya dianggap terpengaruh kampanye
hitam yang menyerang Pak Jokowi. Tapi sumpah 100% saya adalah pembenci kampanye
hitam karena tidak ada gunanya dan saya yakin Pak Jokowi tidak seperti itu.
Tapi setidaknya saya berharap Pak Jokowi masih menaruh perhatiannya pada
ibukota Indonesia, Jakarta. Maaf Pak Jokowi saya tidak memilih bapak, tapi
kalau memang nanti yang sah terpilih adalah Pak Jokowi saya siap dukung dengan
seluruh hati dan tenaga saya untuk Indonesia tercinta…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar