Modus,
suatu kata yang nga asing buat orang yang lagi PDKT. Biasanya nih pas lagi mau
mendapatkan hati seseorang yang menjadi dambaan, hari-hari kita akan penuh
dengan modus. Mulai dari tiba-tiba ngajakin ngobrol, comment status medsosnya doi
sampai ngegombal-gombal sampe rambut jadi gimbal. Tapi kayaknya modus nga cuman
klo lagi PDKT, bisa juga pas kita mau naikin uang saku bulanan, udah dipastikan
kita modus nih ke orang tua. Bisa jadi tiba-tiba baik banget ke orang tua, dari
ngebantuin bersih-bersih di rumah atau jadi nurut banget disuruh-suruh apa aja
mau. Berarti bisa dibilang klo modus itu pas ada maunya aja, pas kita mau
ngedapetin sesuatu.
Nah,
kalau menurut KBBI, definisi modus yang paling sesuai dan mendekati dengan yang
biasanya kita maksud sehari-hari adalah –desiderative modus yang menyatakan
keinginan, --optatif modus yang menyatakan harapan. Saya bukan ahli bahasa tapi
kemungkinan diartikan sebagai suatu aksi yang menyatakan keingin dan harapan,
mungkinn..
Tapi
terkadang kita lebih sering lupa kalau ada Zat yang Maha Kuasa, menguasai
setiap apapun yang hidup dan mati, Zat yang Maha Tahu, mengetahui setiap
misteri tentang waktu yang akan datang dan memberi hikmah dari setiap kejadian
yang telah lalu. Dia yang menguasai hati setiap makhluk yang ada di dunia ini,
hanya Dia yang sanggup membolak-balikkan hati siapapun dan apapun.
Tanpa
perlu modus dan mendekatinya, sesungguhnya Dia amat dekat
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (Qaff:16)
Bahkan
lebih tahu apa yang kita butuhkan
…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (Al Baqarah:216)
Tapi dalam prosesnya pendekatan ke Yang Maha Atas
Akan Segala Sesuatunya ini tidak mudah, bahkan dalam beberapa ajaran
tradisional lain proses pendekatan ini dilalui lewat proses penyiksaan. Klo
kita lihat di India pasti banyak orang-orang yang sengaja menyiksa dirinya
sebagai proses pendekatan ke dewa atau demi menjadi manusia yang mempunyai
derajat tinggi. Ada juga seperti biksu-biksu yang berdiam diri dan menjauhkan
dari kehidupan dunia untuk dapat semakin dekat kepada Dia.
Mungkin, dan ini sekedar mungkin, proses
pendekatan kita juga bisa melalui berkenalan melalui pesan-pesannya di dunia
yaitu Al Quran juga lewat ajaran-ajarannya seperti berbagai macam bentuk
ibadah, bisa juga melalui sang pembawa pesan sekaligus ajaranNya yaitu
Rasullullah. Yang tidak perlu melalui proses penyiksaan dan pemisahan secara
utuh dari kehidupan yang bersifat dunia. Semua ibadah wajib, puasa sunnah, baca
Quran dan lain sebagainya dijadiin sebagai proses pendekatan ke Yang Maha
Kuasa.
Yah, namanya juga manusia ya, banyak maunya,
pingin ini, pingin itu tapi nga pernah mau ngedeketin Yang Maha Memiliki. Mungkin
jawaban atas segala macam permasalahan yang sedang kita hadapi ada jawabannya
dalam Al Quran, mungkin segala macam kegelisahan hati kita dapat ditenangkan
dengan mengingat namaNya, mungkin segala macam kesulitan kita tidak akan pernah
sebanding dengan kesulitan yang pernah dihadapi oleh Rasullullah saat
menyebarkan agama Islam.
Semoga saya juga selalu mengingat Allah kapanpun
dan dimanapun. Inget rezeki, larinya ke Allah, mau cari jodoh, larinya ke
Allah, mau ini mau itu larinya ke Allah. Susah banget tapi ya coba kita
usahakan bersama (siapa ya?).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar