Sabtu, 15 Juni 2013

Mengartikan Cinta

Mengartikan Cinta

Cinta itu fitrah yang datang langsung dari Yang Maha Kuasa. Tidak ada yang pernah dalam mencintai ataupun dicintai. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (QS Ar-Rum [30]: 30). Jika demikian itu halnya agama Allah (Islam), tidak mungkin ada sesuatu yang bertentangan dengan fitrah tersebut. Sungguh sangat rugi orang yang mengingkari fitrah tersebut. 

Cintalah yang memanusiakan manusia, mewarnai kehidupan, dan menerbitkan harapan. Tiada masalah ada cinta pada manusia dan tiada pernah pula Allah karuniakan cinta untuk menyiksa. Layaknya cinta kepada Allah serta Rasul dan Agama yang dibawanya, cinta juga diperuntukkan untuk kedua insan manusia untuk saling mengasihi dan menenangkan. Allah menjadikan rasa cinta antara jenis yang berlawanan, sama seperti Allah jadikan rasa cinta manusia terhadap apa pun yang diinginkan di dunia. Lebih dari itu, Allah menjadikan rasa cinta dan kasih sayang sebagai tanda orang yang beriman. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang (QS Maryam [19]:96).

Merujuk ke Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata cinta antara lain diartikan suka sekali, sayang benar, terpikat, merindukan dan lain-lain. Sepertinya setiap bahasa yang ada di dunia memiliki padanan katanya masing-masing untuk kata cinta namun artinya tidak akan jauh berbeda.
Dalam Al-Quran kata yang paling banyak menunjukkan kata cinta adalah hubb yang diulang, dengan berbagai bentuknya, sebanyak 93 kali. Ulama besar pun, Jalaludin Abdurrahman as-Sayuthi (1454-1505 M) melakukan kajian terhadap kata hubb/cinta ini. Menurutnya kata hubb dalam bahasa arab terdiri dari dua huruf yaitu ha’ dan ba’. Pemilihan kedua huruf ini memiliki dasar filosofis yang dalam. Huruf ha’ terucap melalui akhir kerongkongan yang merupakan sumber suara. Tempat keluarnya tidak jauh dari jantung/hati yang merupakan sumber cinta. Sedangkan huruf ba’ lahir dari kedua bibir yang merupakan akhir tempat keluarnya suara. Dengan demikian, kata ini (hubb) menghimpun awal dan akhir sekaligus mengisyaratkan bahwa cinta adalah awal perasaan yang berlanjut hingga akhirnya. Demikian paparan as-Sayuthi ketika melakukan paparan analisis kebahasaan.
Sungguh mulia, Islam mengartikan cinta. Namun apa jadinya bila mencintai sesuatu berlebih-lebihan? Atau menempatkan cinta pada tempat yang tidak semestinya? Makna cinta itu luas maka jagan dipersempit dengan syahwat. Kasih sayang itu terlalu tinggi untuk direndahkan hanya dengan baku maksiat. Islam adalah agama yang mengajarkan cinta kasih. 

Namun kurang tepat bila cinta saling menggantungkan pada makhluk yang saling mencintai. Hanya Allah tempat kedua makhluk tersebut saling menggantungkan dirinya. Sehingga cinta tersebut akan kekal karena Allah adalah Dzat yang Maha Abadi. Tujuh Golongan yg dinaungi Allah dihari kiamat yg tiada tempat berteduh selain yg diizinkan Nya swt, Pemimpin yg Adil, dan pemuda yg tumbuh dengan beribadah pd Tuhannya, dan orang yg mencintai masjid masjid, dan dua orang yg saling menyayangi karena Allah, bersatu karena Allah dan berpisah karena Allah, dan orang yg diajak berbuat hina oleh wanita cantik dan kaya namun ia berkata : Aku Takut pd Allah, dan pria yg sedekah dg sembunyi2, dan orang yg ketika mengingat Allah dalam kesendirian berlinang airmatanya” (HR. Bukhari)
Cinta, cinta dan cinta. Tak akan pernah puas kita untuk membahasnya apalagi bila dihubungkan dengan cinta antar manusia. Sudah jelas cinta adalah fitrah manusia agar saling memberikan ketenangan saat berbuat kebaikan di atas muka bumi ini. Dengan demikian, Allah tidak mungkin melarang cinta hanya saja Dia mengarahkan ke arah yang berdampak baik bagi manusia.
Kalau sudah siap? Pastikan yang dicintai ada rasa juga jangan sampai bertepuk sebelah tangan karena rasanya pasti PAHIT! Habis itu ya langsung samperin orang tua yang dicintai biar waktu halalnya disegerakan donggg.
Kalau mencintai seseorang namun belum siap maka cintailah dia dalam diam dan berdoalah pada Allah karena hanya dia yang sanggup membolak-balikkan hati setiap makhluknya. Karena cinta menuntut kesetiaan dan cinta memikirkan yang dicintai bukan hanya kemarin dan sekarang tapi nanti. (Out of topic) Kalau sudah siap? Pastikan yang dicintai ada rasa juga jangan sampai bertepuk sebelah tangan karena rasanya pasti PAHIT! Habis itu ya langsung samperin orang tua yang dicintai biar waktu halalnya disegerakan donggg.
 —-
Dari buku Perempuan, karya Quraish Shihab dan Udah Putusin Aja, karya Felix Y. Siauw.