Rabu, 05 Desember 2012

Seberapa dekat kamu dengan Quran


Entah kenapa di hari selasa lalu status twitter seorang sahabat menjadi sangat menarik. Rangkaian katanya sangat sederhana namun penuh makna, "seberapa dekat kamu dengan Quran", begitu tulisnya. Tidak hanya sekedar kalimat sederhana yang tersusun indah namun juga disertai foto seorang anak sambil memegang Al-Quran. Sahabat tersebut biasa saya sapa dengan sebutan Bang Dedi dan foto seorang anak itu adalah anaknya, Hafa kalau saya tidak salah. 

Seberapa dekat kamu dengan Quran dan saya langsung terhenyak. 

Beberapa waktu sebelumnya memang kadar iman dalam hati sedang berada pada titik-titik yang rendah. Niat solat tepat waktu selalu tergusur oleh urusan duniawi ataupun rayuan-rayuan setan yang membujuk untuk santai, menikmati apa yang sedang dikerjakan dan mengulur-ulur waktu. Padahal di awal tengah tahun sempat memiliki niatan untuk hidup lebih islami yang dimulai dengan solat tepat waktu, rajin membaca, menghafal dan mengamalkan Quran. Namun seperti roller coaster, iman pun ada naik ada pula turun. Semua tergantung niatan dan usaha yang diinginkan. Ada kalanya naik sangat tinggi namun secara mendadak turun terlalu cepat. Saat itu kadar iman sedang turun-turunnya. Padahal masih ada misi untuk menghafal salah satu surat Quran yang selalu tertunda-tunda mungkin karena rayuan-rayuan setan makin deras disaat kadar iman melemah. 

Sebenarnya di hari selasa lalu bertepatan pula dengan hari jadi saya yang ke 22. Pesan singkat dari orang tua langsung menjadi mood booster saya dalam beraktifitas namun tulisan, "seberapa dekat kamu dengan Quran" menjadi renungan saya hingga larut malam ini. 

Semoga tidak hanya menjadi renungan tapi juga berbuah tindakan. Mendekatkan diri dengan Quran rasanya menjadi kewajiban bagi tiap muslim. Karena hanya dengan Quran kita semakin mengenal Sang Pencipta. Hanya dengan mengenalNya kita akan merasa dekat. Semakin dekat umat dengan Sang Pencipta, semakin tenteram hati ini. 

Karena hanya Dia yang memberikan petunjuk di setiap liku kehidupan. Dan Dia lah yang sanggup memberikan jawaban dari tiap pertanyaan. 

Semoga menjadi renungan untuk diri pribadi masing-masing. 

Amin :)

Senin, 26 November 2012

Sabtu Super

Dari Kota Bandung menuju Dayeuh Kolot dan ditutup dengan Situ Lembang. 

Banjir di Bandung ini unik karena ujung-ujungnya ada di kebijakan kalau kebijakannya aja berantakan keadaan di lapangan pasti lebih berantakan. Kesan pertama begitu hampir sampai di salah satu titik banjir adalah, "kok ini daerah kayak daerah perang ya?". Jalannya bolong-bolong, sangat ramai dengan berbagai macam aktivitas pastinya  riweuh pisan. 

Akhirnya sampai juga di salah satu lokasi banjir. 

Diapit oleh bangunan-bangunan indsutri, sebagian lokasinya juga berada di bawah dataran air sungai wajar sudah kalau sekalinya hujan deras air banjir mudah naik. Belum lagi kalau di hulu sungai citarum hujan deras, daerah ini juga berada persis di samping Sungai Citarum. Masalah banjir memang masalah dari hulu ke hilir dan repot. 

pas lagi ngobrol sama warga tentang banjir di lokasi
Kebijakan pemerintah tidak mendukung rakyatnya, warganya sudah terbiasa banjir. Serba salah kalau dilihatnya salah mending kita melakukan sesuatu yang bisa dilakukan. Lebih ke arah mitigasi non struktural daripada memikirkan perilaku tanggap bencana yang sepertinya warga disana lebih siap dibanding kita. Sangat menarik!!!

Dari Dayeuh Kolot langsung ke Situ Lembang

Cuman buat pelantikan dan diingetin kalo udah tua dan harus segera keluar dari kampus dengan status ST. Amin. Yang lain progresnya dah jauh-jauh, ane masih jalan ditempat. Tolonggg...

Ini catatan random ditengah-tengah menariknya permasalahan sosial yang ada di sekitar dan bingungnya ngerjain TA :D

Minggu, 04 November 2012

Kisah tentang Pejoang Batik Jogja 44

Alkisah, di suatu tempat entah dibagian mana muka bumi ini hiduplah 9 orang yang mendapat gelar Pejoang Batik Jogja 44.
--
Sayang, waktu saya untuk menulis kisah mereka tidak banyak. Nama mereka saat ini sedang heboh diperbincangkan di dunia persilatan. Kelompok biksu pengemis dari utara bahkan rela memberikan sepertiga dari kekayaan mereka hanya untuk mendapatkan informasi keberadaan salah satu dari mereka. Saat ini, Kakak Li si pemilik tinju peremuk tulang dari selatan juga sedang melakukan pengembaraannya mencari markas mereka. 

Langsung saja, saya ceritakan satu persatu kisah hidup mereka. Informasi ini saya kumpulkan dari mulut ke mulut dari tiap desa yang saya singgahi.



Foto disamping ini adalah foto dari OmChin pemilik tendangan dari surga. Cukup sulit memang mencari fotonya, berhubung keberadaannya sulit untuk dideteksi. Konon, salah seorang yang pernah melihat tendangannya bercerita bahwa pada saat itu rasanya sungguh berbeda seperti berada di dunia lain. Sayang orang yang pernah melihat tendangan itu sekarang telah hilang tersesat dalam hutan karena dia buta setelah melihat tendangan dari surga. Dulu sekali, ada kabar yang pernah mengatakan kalau dia sangat suka bermain bola yang ditendang-tendang dan mengidam-ngidamkan dapat bermain untuk sebuah negara dengan warna merah putih, terletak di sebelah tenggara bumi. Saat ini dia dikabarkan sedang dalam pengembaraannya mengejar perompak yang menyandera gadis idamannya, aidnak eksirp, di sebelah utara selat malaka. Yah, walaupun bertepuk sebelah tangan tapi ini cinta :*




Di sebelah kanan adalah foto dari PapaDayat. Perilakunya agak sedikit gila dan sulit diduga namun kabarnya dialah yang dituakan dalam kelompok ini. Tak banyak informasi yang didapat tentang PapaDayat mungkin karena banyak dari kita yang enggan membicarakannya. Kemampuannya juga cukup misterius, ada yang mengaku pernah melihat PapaDayat mengendalikan tanah dan api secara bersamaan tapi yang lainnya sangsi karena belum pernah ada yang sanggup menggabungkan dua elemen secara bersamaan. Foto disamping diambil secara tidak sengaja oleh seorang warga di desa Manteron saat sedang ingin "ehem".




Bayu, The Woman Killer. Kemunculannya sangatlah mendadak dan tiba-tiba terutama bila sedang ada pesta, dia akan datang dan lalu hilang. Jurus yang diandalkannya adalah DDR dan bualan cinta. DDR merupakan jurus gabungan antara totok naga merah dan tarian barat sedang bualan cinta adalah perkataan yang seperti bisa, 90% ampuh untuk perempuan dan hanya 10% pria yang sanggup terkena bius ini. Kedekatannya dengan penguasa-penguasa barat membuatnya lebih memilih kawasan barat dan sekitarnya sebagai tempat bermain.  



The Dick. Entah mengapa inilah nama panggilan yang dia pilih. Menurut cerita yang beredar, semenit sebelum kedatangannya pasti akan terdengar suara, "mengaku bujangan padahal cucunya segudang~~" atau "dengar laraku, suara hati ini memanggil namamu ~~". Dulu sempat mendalami dunia cipta bangunan namun sekarang lebih memilih mendalami dunia psikologi. Sedikit yang mengerti ada apa di balik itu semua tapi itulah jalan yang dia pilih. Fighting!






Nofan, si Cakar Harimau. Jelas dari namanya jurus andalannya adalah Cakar Harimau. Latihan yang cukup berat sehingga dia harus mempertaruhkan segalanya kalau tidak percaya cek saja luka serius di perutnya. Namun sayang, sekarang racun dari harimau telah menyebar ke dalam hati dan harus mendapat penanganan yang serius. Saat ini ada seorang tabib perempuan muda yang rela mengobatinya dan mereka berdua harus rela berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya agar keberadaannya tidak diketahui.




Ya-Sir julukan dari foto di sebelah kiri ini. Sangat sulit mencari informasi tentang dia. Ya-Sir adalah orang yang paling sering mangkir tiap diadakan forum tahunan Pejoang Batik Jogja 44. Tak ada yang mengerti apa yang dia kerjakan juga tak ada yang mengerti apa jurus andalannya. Satu hal yang pasti dia adalah anggota Pejoang Batik Jogja yang paling tampan dan mempesona, ribuan wanita telah takluk.



Emil, Si Anak Gunung Motor Scoopy. Kisah perjalanannya cukup rumit mungkin bisa dibilang komplit ada asmara sampai politik bahkan. Sebelum masuk kedalam kelompok Pejoang Batik Jogja 44, dia pernah sekali menyalonkan dirinya dalam suatu pemilihan kepala daerah yang demokratis namun gagal tapi dedikasinya tidak pernah berhenti. Dia memang cukup jenius tapi sayang kejeniusannya berhenti bila berhadapan dengan masalah asmara. Sampai sekarang keberadaan dia paling mudah dicari namun sedikit orang yang berminat untuk mencarinya.

Sebenarnya masih ada satu lagi Pejoang Batik Jogja 44. Dia baru saja masuk kelompok ini dan demi keamanan kita semua ada baiknya informasi mengenai dia jangan disebar dulu.

---
Cukup ini informasi yang dapat saya berikan, saat ini saya sedang dalam pengejaran kelompok hati elang. Doakan aku ya!

Minggu, 21 Oktober 2012

perjuangan

ditemani bintang dalam selimut malam
mencari jawaban dari tiap pertanyaan
dimana pelabuhan terakhir itu berada?
apakah setiap rasa akan berbalas?
dan akhirnya setiap tanya dijawab oleh tanya

bukannya langit tak bertuan
atau bumi tak dipijak

setiap tanya haruslah ada jawabnya



Kamis, 11 Oktober 2012

Opini

Dari balik jendela ruangan CRS terdengar sayup-sayup riuh diskusi mahasiswa. Ada yang mempertanyakan kinerja pemerintah 8 tahun belakangan ini, namun ada pula yang bercerita ke temannya gimana sih cara deketin si A, si B atau si-si lainnya.

well, itulah hidup.
Nga 100% jelas kedengaran tapi cuman sayup-sayup.

Stand Up Comedy memang lawakan yang baru. Beda dari yang pukul-pukulan pake stereofoam sama yang teriak "Lempar Air".

Yah, bolehlah dicoba.

Nga ada kata keluar bukan berarti nga punya pendapat. Punya pendapat nga berarti berani bertindak. Berani bertindak nga selamanya benar. Benar dan salah ada yang tentuin.

Menikmati seteguk air. Membasahi kerongkongan. 

Minggu, 09 September 2012

Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia


Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia
Oleh: Maundri Prihanggo/15108021

diambil dari Tugas Kebijakan Iklim

Beberapa tahun belakangan, perubahan iklim menjadi topik hangat di berbagai belahan dunia dikarenakan dampaknya yang mulai terasa. Tidak menentunya pola curah hujan dan kejadian iklim ekstrem, meningkatnya suhu udara juga peningkatan muka air laut adalah sedikit dari dampak yang terasa akibat perubahan iklim secara global, hal-hal tersebut tentunya berakibat pada perilaku manusia yang hidup di muka bumi dalam berbagai sektor seperti pertanian, sosial dan ekonomi serta lainnya.
ilustrasi akibat dari perubahan iklim
Dalam perubahan iklim, mitigasi akan memiliki peran yang cukup besar karena menyangkut usaha untuk mengurangi dampak perubahan iklim sedangkan yang menyangkut perilaku makhluk hidup untuk mempersiapkan diri terhadap perubahan iklim termasuk dalam langkah-langkah adaptasi.

Khusus di Indonesia, dampak perubahan iklim sudah mulai terasa. Sebagai negara yang berada di kawasan tropis, sebagian kawasan pesisir di Indonesia sudah mulai merasakan adanya kenaikan muka laut juga bagi masyarakat Indonesia yang menggantungkan dirinya pada sektor pertanian mulai bersiap-siap untuk mengantisipasi panen yang tak menentu. Mengingat Indonesia adalah negara maritim yang tidak hanya mengandalkan perekonomiannya pada sektor laut tapi juga darat maka tindakan-tindakan yang mengusahakan adaptasi dan mitigasi harus mulai dilakukan.


Dikarenakan dampak dan sumber dari perubahan iklim ini bersifat lintas sektoral sehingga berbagai macam pihak harus turut serta berperan dalam usaha mitigasi dan adaptasi juga diperlukan adanya usaha pengembangan dan inovasi teknologi maka beberapa hal dapat direkomendasikan sebagai berikut. Pertama, dukungan dan penajaman kebijakan fiskal, seperti meningkatkan alokasi Research and Development di bidang pertanian dan basis sumberdaya alam lain yang relevan. Kedua, pemberian insentif dan fasilitasi bagi peningkatan peran swasta dalam Research and Development, terutama yang berhubungan dengan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.  Ketiga, perbaikan kerjasama antara akademisi, pemerintah, swasta dan masyarakat (academics, business, government and civil society) dalam mengembangkan dan mewujudkan sistem pertanian yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim. Di sinilah esensi besar bahwa solusi perubahan iklim dalam kerangka teknis dan kerangka struktural kelembagaan tetap harus berorientasi pada kesejahteraan rakyat dan masa depan pertanian Indonesia.

Sumber:

Teori Lempeng Tektonik

Plate Tectonic Theory
Teori Lempeng Tektonik

Diambil dari tugas PL3002-Aspek Kebencanaan Dalam Perencanaan

Teori lempeng tektonik merupakan teori yang berkembang di tahun 60an dan diperkenalkan oleh J. Tuzo Wilson. Jauh sebelum tahun 60an, Alfred Wegener mengemukakan pendapatnya tentang benua yang terapung pada beberapa kesempatan di forum ilmiah internasional namun ditolak dan pendapat Wegener inilah yang menjadi landasa berpikir tentang teori lempeng tektonik.
Tektonik berasal dari bahasa Yunani, memiliki arti “berkaitan dengan konstruksi” sebagian yang lain menyebutnya dengan struktur sehingga teori lempeng tektonik mejelaskan tentang pergerakan lempeng di permukaan bumi sekaligus menjelaskan aktivitas geologi yang ada. Terdapat beberapa lapisan pada bumi, yaitu kerak (crust), mantel (mantle), inti luar (outer core) dan inti dalam (inner core). Kerak bumi merupakan lapisan terluar yang terdiri dari continents dan ocean basin, selanjutnya mantel yang memiliki konsentrasi terbesar dari panas bumi dan terdiri dari dua bagian yaitu mantel dalam dan mantel luar dengan ketebelan kedua bagian tersebut sekitar 2900km. Selanjutnya lapisan paling dalam bumi yaitu inti luar dan inti dalam, bersama dengan mantel dalam ketiganya termasuk sebagaii bagian dari lapisan astenosphere bumi. Di atas lapisan astenosphere terdapat lapisan litosphere, mantel luar dan kerak bumi,  dimana proses lempeng tektonik terjadi. Bila kerak, mantel dan inti bumi dibagi berdasar pembentuk lapisannya maka pembagian lapisan bumi menjadi lapisan litosphere dan astenosphere berdasar proses mekanis yang terjadi.
 Jenis-jenis dari pergerakan lempeng tektonik:
1     
      Divergen
Pada pergerakan divergen, dua lempeng bergerak saling menjauhi. Saat kedua lempeng tersebut saling mejauhi maka magma yang terdapat di bawah lapisan litosphere akan bergerak ke atas sehingga membentuk deretan gunung api bawah laut contohnya adalah dereten gunung api bawah laut pada laut antartika yang juga makin menjauhkan benua Eropa dengan Benua Amerika

2.      Konvergen
Pergerakan jenis konvergen terjadi saat lempeng dengan densitas lebih padat bertemu dengan lempeng yang densitasnya kurang padat sehingga lempeng dengen densitas kurang padat tersebut terdorong ke lapisan mantel luar. Kejadian ini sering terjadi di daerah zona subduksi, daerah cincin api, sehingga frekuensi terjadinya gempa bumi cukup besar akibat pergerakan lempeng jenis konvergen. Namun, saat densitas dari kedua lempeng tidak terlalu jauh berbeda maka dapat muncul pegunungan api seperti pada Pegunungan Himalaya.

Konservatif
Bila pada pergerakan jenis divergen maka dapat memungkinkan terjadinya lempeng baru dan konvergen dapat meniadakan lempeng, pada jenis konservatif lempeng tersebut tidak hilang ataupun terbentuk suatu lempeng baru lagi namun saling bergeser sehingga memungkinkan aktivitas gempa bumi yang cukup tinggi. Contohnya adalah pada Lembah Sianok di Pulau Sumatra dan San Andreas di Amerika Serikat.


Jumat, 31 Agustus 2012

Catatan Orang Asing (COS) #2

Dan sekarang menindaklanjuti sekuel pertama dengan judul "Catatan Orang Asing (COS) #1" kembali dihadirkan "Catatan Orang Asing (COS) #2". 

cheerrrssssss....

Sebenernya jalan-jalan yang kemarin bisa dibilang dibagi jadi tiga part/bagian, langsung:


Part 1, being a half singaporean. Pas ini baru banget sampe Singapur terus langsung nginep di asrama mahasiswanya NTU. Waktu di Singapur part 1 ini sekitar 3 hari, dihabisisn buat jalan-jalan keliling Marina Bay, liat-liat Art Science Museum of Singapore, eksibisi Andy Warhol dan Harry Potter juga keliling-keliling NTU.

disamping kiri ini gambar student hall mahasiswa NTU, semacam tempat kumpulnya mereka per asrama dan ada lebih dari 20 asrama. TV flat, wifii, X Box, siapa yang nga mau coba?

pas lagi jalan ketemu yang beginian, mau naik lupa SIM nya berlaku di Singapur. Duh!

Part 2, menjajah Malaysia. Nah, disini iseng aja jalan ke Malay naik Bus dari Singapur. Sialnya, pas mau berangkat ane kena tipu jadi terpaksa kehilangan beberapa dollar singapur tapi sudah diikhlaskan kok. Petronas tower (disini 100% kagum sama Petronas) dan Genting Highland Park jadi sasaran utama perjalanan. "Yah, not so bad lah", klo kata orang Malaysia. Waktu yang dihabisin disini juga sekitar 3 hari. 

di KL ternyata ada beginian!

Part 3, (almost) being a singaporean. Yup, ternyata dah mulai agak suntuk pas hari-hari terakhir. Singapur ternyata kecil dan panas jadinya nga enak buat jalan-jalan ditambah ongkos makan sama transportasi yang nga murah walaupun dijamin nganga klo dibandingan sama di Indo. Beli jajan, keliling Sentosa Island sama keliling-keliling di sekitar daerah India kerjaannya cuman tiga hal itu doang. hehe...

di KL bisa jadi ada Es Teler 77 tapi di Singapur ada Ayam Penyet yang laris parah


Pelajaran Penting Ramadhan Kali Ini.


Pelajaran Penting Ramadhan Kali Ini.

Mungkin bisa dibilang ada hikmahnya juga ya. Ramdhan emang selalu membekas, bulan ini nga akan pernah sama kayak bulan lainnya. Secara lahir dan batin memang luar biasa adanya bulan Ramadhan ini. nga bisa dipungkiri klo merefer ke tahun-tahun sebelumnya, pas lagi di bulan-bulan setelah ramadhan pasti ada satu tempat dalam hati ini yang menginginkan bulan itu lagi walaupun ada waktu dimana nafsu berusaha mengalahkan semangat berpuasa tapi ya mau nga mau yang beginian kan harus diredam. Di sisi lain pasti ada waktunya hati merasakan ketenangan dan ketentraman yang nga bisa dicari di bulan-bulan lainnya. Selain itu semua selesai bulan ramadhan juga ada waktunya merasakan penyesalan yang nga tanggung-tanggung, selalu ada bisikan “kenapa pas puasa nga khatamin quran aja ya”, “duh, ibadahanya masih sekedarnya nih masih nanggung”, juga ada bisikan,”sayang banget belum bisa maksimalin bulan ramadhan harus nunggu 11 bulan lagi itu juga klo dikasih, semoga dikasih ya Allah”. Terus-terusan ada aja bisikan yang begituan.

Anyway, pelajaran-pelajaran yang simpel tapi penting itu:

Tidur habis sahur. Beware sama hal yang satu ini, pertama nga ada jaminan bisa bangun pas adzan subuh dikumandangkan yang berlanjut solat shubuh ngaret. Cukup beruntung klo ngaretnya cuman beberapa menit maksimal 30 menit lah klo sampe se-jam atau bahkan lebih? Bahayanya jelas kan? Kedua, bangun-bangun serasa hangover terus jadi kayak kurang efektif klo mau ngapa-ngapain bisa juga gara-gara hangover ini yang tadinya dah bangun pas adzan bisa tidur lagi, biar dikata setan dikurung pas bulan ramadhan klo dikurungnya dalam hati masih bisa ngegodakan? Nga jadi jaminan setan yang dikurung nga bisa ngegoda manusia berbuat maksiat pas dalam kurungan. Biar nga tidur pas sahur bisa banyak sih alternatifnya, bisa manfaatin waktu buat tadarusan lumayan ada waktu satu ayat juga dah syukur banget apalagi bisa satu lembar gila lagi satu surat. Klo nga sekarang kan dah ada TV bisa deh nonton acara-acara yang bagus-bagus semisal Omar tentang kepemimpinan Umar Bin Khatab pas jaman kekhalifahan. Intinya mah banyak alternatifnya biar nga tidur habi sahur.

Sinetron Omar di salah satu stasiun TV swasta, bercerita
tentang  masa kepemimpinan khalifah Umar Bin Khatab
Jadi pahala hunter. Pasti dan jelas yang satu ini mah, coba aja cek bulan manalagi yang klo kita berbuat kebaikan pahalanya jadi berkali-kali lipat, baca satu ayat pahalanya menggila. Cuman di bulan Ramadhan doang lo. Cuman ya sayangnya iman kan suka naik turun jadi susah banget menjaga tingkat konsisten dari ibadahnya. Untungnya nih, teknologi sekarang kan dah gila-gilaan yaudah sering-sering aja nonton TV kan banyak tuh acara-acara bertajuk rohani klo nga follow akun yang ngetwit tentang hadis atau quran biar terus keinget jadi manfaatin teknologi buat jadi pengingat kita dalam beramal.

Belajar disiplin. Ngapain coba pagi-pagi bangun terus makan? Dah gitu ada waktunya jadi nga bisa terus-terusan, Habis itu ibadah wajib, 5 kali lagi dan nga bisa digabung jadi ada waktunya masing-masing. Terus baru bisa makan lagi di waktu tertentu, nga bisa semaunya. Ada juga ibadah yang nga wajib/sunah ini juga ada waktunya nga bisa sembarangan juga ada ketentuannya sendiri. Kerasa nga sih walaupun sederhana ini juga salah satu bentuk kepatuhan kita terhadap suatu ajaran, kepatuhan ini membuat kita disiplin sama waktu sama agama kita juga, Islam. 
"Intinya islam mengajarkan kita disiplin juga loo..."
Istimewanya pas bulan Ramadhan secara nga langsung kita jadi Adzan hunter(tadi pahala hunter), 5 menit sebelum buka puasa mayoritas dari kita pasti dah cari tempat yang enak di depan tv terus rutin ganti-ganti saluran tv buat liat mana yang adzan maghrib duluan. Adzan maghrib juga dah jadi adzan paling populer kayaknya. Intinya islam mengajarkan kita disiplin juga loo, paling kentara pas bulan ramadhan ini.

Yup, tiga hal sederhana ini ya baru tiga. Semoga kedepannya makin banyak pelajaran yang bisa diambil  

Jumat, 10 Agustus 2012

Catatan Orang Asing (COS) #1

Berawal dari kalimat, "enaknya liburan kemana ya?", dilanjutkan dengan kalimat, "eh, ada tiket promo nih", terus ditambah, "wuih, kapan-kapan? kemana aja?". Pas dicek ke situsnya tiket promonya ada untuk tahun depan pas satu tahun hitungannya. Di saat-saat panik harus memilih tahun depan yang belum pasti waktu liburannya atau duitnya disimpen aja kali nanti bisa dijajanin buat beli gadget-gadget idaman atau jalan-jalan lokal yang deket-deket. Eh, malah keblablasan pesen tiket promo untuk tahun depan yang belum tahu nanti ada kesibukan apa besoknya ke negeri tetangga Singapura dan Malaysia. Hmmm... sedikit penasaran sih, tapi paniknya KEBANYAKAN.

Jeng-jeng, persiapan insyaAllah dah matang. Duit buat disana? Aman. Tempat tinggal? Aman? Eitss tunggu dulu sempet ada sedikit kepanikan pas di Malaysia mau tidur dimana dan akhirnya teman seperjalanan saya yang disebut dengan nama Ryan memiliki sanak saudara yang telah berganti kewarganegaraan dan memiliki kamar kosong untuk ditiduri, naisss.. 

Dengan mengucap basmalah perjalanan suci ini pun dimulai, Bismillahrrahmanirrahiiim. 

Yap, perjalanan pertama kali ke tempat yang hampir 100% berbeda budaya memang penuh dengan rasa dag-dig-dug. Pas dah landing di Changi Airport, Singapore langsung dibuat terheran-heran jelas karena muka asianya sedikit banget bahkan bisa dihitung jari. Terus yang nambah seru adalah kebingungan saat mau beli EZlink Card yang biasa dipake untuk transportasi umum di sana. Petugasnya kebingungan dengan bahasa Inggris yang gw pake tapi pas ditanya, "where do you come from?", gw jawab, "Indonesia". "Oh, saya ada keturuanan jawa", dan akhirnya EZlink Card pun terbeli dengan nominal 12 Dollar Singapore. Harga kartunya 5 Dollar dan 7 Dollar isinya yang bisa dipake kemanapun sampe habis isi 7 Dollarnya. 

Gambar diatas itu foto paling lucu pas lagi ada sepasang suami istri bawa anaknya dengan gaya semacam traveller.
Asikk dah

---
to be continued

Selasa, 26 Juni 2012

Cerita Dibalik Pedagang Kaki Lima


Cerita Dibalik Pedagang Kaki Lima

Siapa di antara kita yang tidak pernah makan makanan yang dijajakan di pinggir jalan? Entah itu hanya sekedar minuman dan jajanan ringan ataupun makanan berat untuk mengisi tenaga sebagai bekal melanjutkan aktivitas kita. Saya rasa dari jaman saya kecil hingga sekarang, mayoritas orang Indonesia pasti mengenal yang namanya Pedagang Kaki Lima. Bila disesuaikan dengan pertanyaan sebelumnya, yang tidak tahu Pedagang Kaki Lima mungkin belum pernah merasakan nikmatnya bersantap di pinggir jalan dengan harga yang sesuai ukuran kantong juga dalam suasana kekeluargaan yang santai.

Banyak dari kita yang dapat mudah mengenali yang mana Pedagang Kaki Lima namun bila ditanya pengertiannya mungkin perpustakaan atau toko buku menjadi tempat pelarian yang pas padahal hampir setiap hari kita melihat Pedagang Kaki Lima. Menurut Perda No.4 Tahun 2011 tentang Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima merupakan pedagang yang melakukan usaha perdagangan di sektor informal yang menggunakan fasilitas umum baik di lahan terbuka dan/atau tertutup dengan menggunakan peralatan bergerak maupun tidak bergerak. Lalu muncul lagi pertanyaan, apa itu sektor informal? Akan sangat banyak sekali informasi dan definisi mengenai sektor informal yang berperan dalam bidang ekonomi. Menurut World Bank, ekonomi informal adalah bagian yang berkembang dari ekonomi lokal dan nasional walaupun pendapatan biasanya rendah tapi secara kolektif mereka sangat bernilai yang dibagi kedalam empat kategori yaitu:
  • 1.      Pekerjaan berbasis di rumah
  • 2.      Pedagang Kaki Lima
  • 3.      Pekerja keliling/terganting permintaan/temporer di lokasi konstruksi gedung atau jalan
  • 4.      Mereka yang bekerja di antara rumah dan jalanan
  • Keseluruhan ekonomi informal ini dapat dikatakan tidak teratur, tidak terdaftar dan tidak terlindungi (Breman, 1980).

Gambar 1. Bentuk sektor ekonomi informal, sumber: www.google.com

Oke, sekarang mari kita lihat sekitar kita.
Di indonesia sendiri, dalam tiga dekade terakhir jumlah pekerja informal terus meningkat mulai dari 25% ditahun 1971 menjadi 36% dan 42% ditahun 1980 dan 1990 setelah krisis moneter bahkan semakin menjadi-jadi yaitu melebihi 60% di tahun 1999 dan terus meningkat hingga 70% pada tahun 2007 (diolah dari data BPS 2003 dan 2008). Hal yang sama juga terjadi di Jawa Barat yang terus mengalami peningkatan hingga tahun 2007, tercatat umlah pekerja informal bertambah dari 63.8% di tahun 2005 menjadi 64.3% di tahun 2006 dan akhirnya mencapai 65.4% di tahun 2007 dari total penduduk Jawa Barat.

Yang lebih menarik lagi ternyata, keberadaan pekerja informal berkontribusi secara tidak langsung terhadap pengentasan kemiskinan karena mayoritas yang bekerja pada sektor informal berasal dari strata masyarakat yang paling miskin. Dalam keberjalanannya, Pedagang Kaki Lima pun memiliki julukan lain yaitu Pekerja Kreatif Lapangan karena menjadi sebuah alternatid pekerjaan yang cukup populer terutama di kalangan kelompok miskin kota (Resmi Setia, 2008)

Kondisi Bandung dan Sekitarnya
Kota Bandung, sebagai Ibu Kota Jawa Barat tentunya memiliki daya tarik sendiri bagi orang Indonesia apalagi Pedagang Kaki Lima. Semenjak adanya Tol Cipularang, arus kendaraan di kota Bandung dan sekitarnya mendadak menjadi ramai. Kemudahan akses kota Bandung dan sekitarnya terhadap daerah lain khususnya Jakarta membuat orang dengan berbagai macam kepentingan dapat dengan mudah pulang pergi dari Bandung. Hal tersebut tentunya menjadi peluang bagi para Pedagang Kaki Lima ini.  sayangnya peluang tersebut dilakukan dalam bentuk yang tidak rapi bisa dibilang Pedagang Kaki Lima tersebut tidak terwadahi dalam ruang publik yang formal sehingga menempati lahan-lahan publik dan memanfaatkan lokasi yang cukup strategis untuk berjualan juga memanfaatkan lokasi yang cukup strategis dimana terdapat celah juga dari aparat penegak hukum yang kurang menerapkan hukum yang seharusnya berlaku.

Gambar 2. Penggusuran Pedagang Kaki Lima, sumber www.masaguz.com

Ada banyak pandangan mengenai Pedagang Kaki Lima di Kota Bandung. Bila ditengok dari sisi negatifnya maka bahaya yang timbul dapat membahayakan Pedagang Kaki Lima itu sendiri karena tidak memiliki kepastian hukum yang jelas. Dikarenakan kepastian hukum yang rawan maka hal ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak yang kurang jelas sumbernya dengan dalih setoran/retribusi yang jumlahnya bisa diluar perkiraan kita bahkan, terkadang pihak yang disebutkan bisa lebih dari satu. Padahal bila kita tengok kembali ke awal tulisan ini sektor informal mengambil cukup banyak lapangan pekerjaan dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi.

Jalan Ganeca dan Pedangan Kaki Lima
Sejarah Pedagang Kaki Lima di sekitar Jalan Ganeca memang sudah cukup lama terlebih di jalan tersebut terdapat kampus ITB dimana banyak mahasiswa yang dapat dianggap sebagai pasar yang mejanjikan pagi Pedagang Kaki Lima. Namun sangat disayangkan bila sistem jual beli antara pasar dan Pedagang Kaki Lima tidak terorganisir, tidak rapi dan berantakan dalam praktiknya di lapangan. Dengan alasan tersebutlah alasan pemerintah kota berusaha melakukan penertiban Pedagang Kaki Lima di Jalan Ganeca.

Perkara penertiban Pedagang Kaki Lima di Jalan Ganeca memang bukan perkara mudah juga bukan perkara yang baru-baru saja muncul namun sudah diinisiasi sejak tahun 2000an. Berawal saat masa kepemimpinan Bapak Kusmayanto Kadiman, selaku rektor ITB masa jabatan 2001-2005,  Pedagang Kaki Lima yang berada di dalam dan sekitar ITB dilarang menjajakan makanannya di tempat mereka biasa berjualan.Dikarenakan pemerintah kota memiliki andil yang cukup besar tentang penertiban Pedagang Kaki Lima maka rektorat ITB dengan pemerintah kota Bandung bekerja sama untuk menertibakannya. Dengan pembagian peran, pemerintah kota menjanjikan tempat di Jalan Gelap Nyawang dengan pembinaan berkala dan rektorat ITB menjaga sekitar jalan Ganeca supaya tidak ada lagi Pedagang Kaki Lima yang berjualan. Namun seiring waktu kebijakan tersebut terasa telupakan, disaat yang tidak jauh berbeda kebijakan rektorat seperti tidak diteruskan dan pemerintah kota seakan lupa. Keadaan tersebut ditambah, lemahnya pengawasan bersama antara warga sekitar dan mahasiswa. Padahal, munculnya Pedagang Kaki Lima lebih diakibatkan akan kebutuhan mahasiswa yang besar akan jajanan yang murah dan cepat disaat kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi penyediaannya di dalam kampus ITB.

Tahun ini kebijakan mengenai penertiban kembali diadakan dan kembali pula pemerintah kota mengajak rektorat untuk berdampingan mengerjakannya. Bagaimana dengan pihak-pihak lain yang berkaitan? Rasanya memang ada permasalahan komunikasi antara beberapa pihak yang berkaitan yaitu informasi yang kurang jelas antara satu dengan lainnya dan juga sangat minim sekali komunikasi yang dibangun antara pemerintah kota dengan pihak-pihak terkait seperti perwakilan warga setempat melalui RW yang ada, juga Divisi Pemberdayaan Masyarakat Salman dan Koperasi Pedagang Kaki Lima sekitar Jalan Ganeca yang terdapat di lokasi tersebut. Serta masih minimnya inisiatif dari mahasiswa ITB sendiri untuk menimbulkan ide-ide yang kreatif.

Memang dalam setiap kebijakan pasti akan menuai kontroversi dan dalam setiap jalannya pasti akan ada masalah yang muncul. Sepertinya, semua pihak juga berharap hal dengan tujuan yang baik dengan cara yang baik pula. Semoga permasalahan yang dulu muncul tidak terulang kembali dan semuanya berjalan lancar. Amin.
 Gambar 3.Inisiatif masyarakat dalam bentuk kerjasama Center for Urban Pedagogy (CUP), Sean Basinski of The Street Vendor Project, dan Pedagang Kaki Lima di New York & Candy Chang, sumber: www.welcometocup.org

Selasa, 01 Mei 2012

Di balik 2 Mei

"Pendidikan adalah eskalator sosial", ucap Anies Baswedan di beberapa kesempatannya terutama saat mengadakan sebuah forum tentang Indonesia Mengajar, gerakan yang diusung langsung oleh beliau untuk menghilangkan paradigma tidak meratanya pendidikan di negeri kita, Indonesia. Betapa tidak, mayoritas dari orang tua berharap anaknya mampu memutar roda kehidupan setelah mereka mampu memegang ijazah tanda kelulusan dari tempat mereka belajar atau setidaknya memberikan kehidupan yang lebih baik. Kehidupan tidak hanya terpaku dari sisi materi namun juga non-materi. Karena pendidikan adalah suatu aset berharga dari kehidupan yang tak akan pernah berkarat berapa lama pun waktu yang ada.

Usaha melakukan pendidikan yang terbaik untuk negeri dan bangsa kita, Indonesia, bukanlah suatu hal yang baru. Ada jauh puluhan tahun lalu sebelum LSM-LSM yang ada sekarang giat mengkampanyekan pendidikan, jauh sebelum gerakan-gerakan dengan nama Mengajar hadir dan tumbuh di antara jalanan dan daerah kumuh perkotaan. Ternyata ada satu orang yang berjuang atas nama pendidikan untuk bangsa dan negara, beliau bernama Ki Hajar Dewantara. Memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat dan mengganti namanya menjadi Ki Hakar Dewantara di tahun caka dengan alasan agar secara bebas dekat dengan rakyat secara fisik dan hati.

Gading yang beliau tinggalkan pun masih tersimpan dalam kotak sejarah bangsa dengan rapi. Bahwa semoboyannya yang berbunyi, "ing ngasro sung tulodo, ing madyo mangunkarso, tut wuri handayani" masih terus berdengung hingga sekarang. Pendidikan bukan berarti duduk diam dalam kelas sambil memegang buku dan mencatat apa yang ditulis di papan tulis tapi ada contoh, ide dan dorongan. Pendidik idealnya menjadi sosok yang meginspirasi setiap yang dididiknya sehingga muncul ide dari tiap yang terdidik  dan membutuhkan dorongan agar menjadi produk unggul yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Sebuah triple helix antara pendidik, yang terdidik dan pendorong yang mutualisme, sebuah semboyan yang menjadi lilin tanpa perlu mengutuk.

"Pendidik idealnya menjadi sosok yang meginspirasi setiap yang dididiknya sehingga muncul ide dari tiap yang terdidik  dan membutuhkan dorongan agar menjadi produk unggul yang bermanfaat bagi bangsa dan negara"

2 Mei, tanpa kita sadari adalah hari lahirnya beliau, Ki Hajar Dewantara. Puluhan tahun lalu semangat beliau masih terasa hingga saat ini, pengorbanan yang luar biasa beliau lewati. Pengasingan bukanlah hal yang baru baginya, Pulau Bangka pernah menjadi tempat persinggahannya. Melalui pendidikan beliau memperjuangkan kemerdekaan. Cita-cita tersebut tidak akan pernah berhenti sekalipun kemerdekaan telah tertulis 66 tahun lalu. Tongkat estafet yang diamanatkan akan terus berganti. Semoga mencerdaskan kehidupan bangsa tidak sekedar dibacakan setiap minggunya, semoga keadilan sosial dapat hadir sekalipun di daerah paling pelosok di negeri ini.

Karena hanya dengan pendidikan kita akan sadar dan menjadi terdidik membuat kita tergerak

---
Semoga niat berkarya untuk bangsa dan negara selalu diingatkan oleh Yang Kuasa
05.4299

Selasa, 07 Februari 2012

Belajar Ilmu Hidup

Hari sabtu lalu bertepatan dengan tanggal 4 Februari 2011 sudah menjadi rutinitas untuk IMG-ITB mengadakan acaraq career day, suatu acara yang bersifat mengakrabkan mahasiswa geodesi dengan dunia keprofesian dan keilmuannya yang disampaikan oleh alumni geodesi sendiri. Ada hal yang berbeda dibandingkan career day sebelumnya dan inilah yang menjadi daya tariknya terutama bagi saya sendiri. Sekitar 30an mahasiswa geodesi hadir dalam acara career day di ruangan 3101, gedung geodesi. Dan semuanya dibuat terkesima saat yang menjadi pembicara adalah Bapak Syahganda Nainggolan, beliau ini bukan bergelar insinyur dan bukan tamatan geodesi ITB. Kok bisa jadi pembicara? Inilah hal yang menarik. Sekilas cerita tentang beliau, beliau masuk ITB angkatan 1984 dan di tahun yang sama menjadi anggota IMG-ITB. Rezim pemerintah yang ada saat itu membuat beliau dengan beberapa temannya melakukan pergolakan yang membuat beliau dipenjara dan dikeluarkan dari ITB pada tahun 1989 bersama dengan 12 orang mahasiswa ITB lainnya. Tidak berhenti sampai disitu saja perjuangan beliau melakukan perlawanan terhadap rezim penguasa tapi terus hingga rezim pemerintahan tersebut tumbang pada tahun 1998. Lalu bagaimana dengan dunia akademis beliau? Ternyata tidak satupun beliau sempat menamatkan gelar baru setelah tahun 1998 beliau memulai lagi pendidikannya dengan memulai studi di bidang hukum, dilanjutkan dengan studi pembangunan di ITB dan sekarang sedang mengambil kebijakan publik di UI. Beberapa jabatan yang beliau pernah duduki seperti komisaris PT.Pelindo II dan wakil sekjen ICMI(Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) dan sekarang beliau aktif mengurusi SMC(Sabang Merauke Circle) suatu LSM yang bergerak di bidang isu nasionalisme, daya saing dan kejetahreaan rakyat. 

Berarti sudah jelas secara keprofesian dan keilmuan geodesi beliau ini bukan ahlinya untuk menjelaskan hal-hal tersebut. Tapi ada hal yang menurut saya paling menarik yaitu selama kuliah di ITB beliau lebih banyak kuliah kehidupannya dibandingkan geodesinya. Dan ilmu hidup tersebut yang beliau tekuni terus hingga hari career day tersebut. Ilmu hidup tersebut terdiri dari tiga hal menurut beliau, yaitu jaringan(network), kemampuan manajerial(leadership) dan barang hasil(product). Ketiga hal tersebut justru jauh lebih berperan dibandingkan dengan keilmuan geodesi sendiri. Berkali-kali beliau berpesan untuk terus belajar ilmu hidup dan jangan pernah dilupakan.

Ilmu hidup tersebut terdiri dari tiga hal menurut beliau, yaitu jaringan (network), kemampuan manajerial (leadership) dan barang hasil (product) -Syahganda Nainggolan

Setelah beliau selesai memaparkan malang-melintangnya hidup beliau dibukalah sesi tanya jawab. Sontak, saya langsung berinisiatif untuk bertanya. Sebelumnya, dulu sekali saya pernah bertanya secara pribadi dengan beliau tentang pendidikan kaum kurang mampu yang hidup di sekitar Dago, Bandung . Saat itu saya belum mengerti kalau beliau ini adalah seorang aktivis yang "sementereng" ini, yang saya lihat waktu itu adalah beliau alumni teknik geodesi ITB(tidak mengerti kalau dikeluarkan) dan aktif di bidang sosial dilihat dari info yang saya dapat di facebook. Kembali ke pertanyaan yang saya ajukan. Sebenarnya ada empat pertanyaan yang ada dalam benak saya namun setelah ditinjau ulang, saya putuskan untuk menanyakan cukup dua pertanyaan, yaitu:

  1. Apa alasan Bapak hendak menurunkan rezim Soeharto?
  2. Dimana posisi dan peran dari karakter dan moral di antara ketiga hal yang menjadi ilmu hidup, yaitu jaringan, kemampuan manajerial dan barang hasil/produk?
Dengan cepat, beliau pun memberikan jawaban. Entah mengapa saya tertarik dengan tipe orang seperti beliau ini, dalam pikiran saya pastinya perjuangan yang telah beliau lalui ini entah berapa kali jatuhnya dibanding dengan berdirinya kembali. Jawaban untuk pertanyaan pertama mungkin sudah banyak dari kita yang cukup mengerti, ada dua sebab beliau sebutkan yaitu jumlah dana yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pembangunan yang dilakukan dan sebab kedua adalah pemerintahan tersebut salah arah sehingga kekayaan pemerintah hanya dinikmati oleh sebagian orang saja dalam lingkaran kekuasaan saat itu. Kedua sebab tersebut menjadikan Soeharto musuh bersama sehingga muncul istilah tungto yaitu gantung Soeharto yang dimaksudkan untuk mengakhiri rezim Soeharto. Jujur, pertanyaan kedua juga membuat saya bingung ada emosi dan bisa ditarik garis masuk ke dalam ranah agama.  Namun dengan beberapa pertimbangan tetap saya tanyakan dan beliau pun menjawab, Bill Gates pun sempat menyesal karena beberapa hasil temuannya memberikan efek yang tidak baik oleh karenanya setengah dari hartanya disumbangkan untuk kepentingan sosial sama halnya dengan Warren Buffet yang menyumbangkan hartanya juga untuk kepentingan sosial. Peran dan posisi dari moral dan karakter menjadi sangat penting di jaman sekarang dimana arus informasi berkembang sangat pesat. Setiap tujuan yang baik bisa memunculkan side effect hal-hal yang buruk. Sehingga tidak hanya berorientasi pada diri sendiri tapi juga lingkungan sekitar dengan semangat berbagi. Tidak hanya untuk sekarang tapi juga seterusnya karakter dan moral memegang peran yang penting. Jawaban yang saya tarik sebagai kesimpulan kalau karakter dan moral itu penting dan akan menentukan arah dari aplikasi ilmu hidup.



Dilanjutkan pertanyaan-pertanyaan lainnya, ada yang tertarik dengan jaman beliau menjadi mahasiswa, ada juga yang menanyakan peran geodesi secara umum dalam pembangunan Indonesia. Saya pribadi mendapat dua kesimpulan dari "obrolan" menarik dengan Pak Syahganda. Pertama, dulu terdapat kaum intelek yang memiliki musuh bersama yang disebut pemerintah Soeharto sekarang musuh tersebut adalah diri kita masing-masing yang sibuk memikirkan diri masing-masing. Kedua, penting untuk megetahui ilmu hidup dengan definisi masing-masing karena saya yakin ilmu hidup tersebut pasti berkembang dan hidup dalam tiap-tiap insan manusia secara parsial. 

Satu hal yang saya sadari saat ini adalah suatu rangkaian kata penuh makna yang tertulis, "memberikan karya terbaik bagi masyarakat, bangsa, negara dan dunia". Saya sadar, saya tidak perlu menjadi yang terbaik untuk memberikan yang terbaik juga tidak perlu menggemparkan dunia tapi cukup berkarya untuk masyarakat.

Untuk Tuhan, Bangsa dan Almamater.
-Maundri Prihanggo