Minggu, 23 Maret 2014

Mengapa Sosialisme

Mengapa Sosialisme?

Situasi yang terjadi saat dalam sistem ekonomi yang berdasarkan pada kepemilikan modal secara pribadi, dicirikan oleh dua prinsip utama: pertama, alat-alat produksi (modal) dikuasai secara pribadi dan para pemiliknya menggunakannya tanpa kendali. Kedua, kontrak tenaga kerja yang bersifat bebas. Tentu saja, dalam pengertian ini tidak ada masyarakat kapitalis yang benar-benar murni. Secara khusus, harus diperhatikan bahwa para pekerja-melalui pergulatan politik yang panjang dan memerihkan-telah berhasil menciptakan bentuk yang lebih baik dari “kontrak pekerja bebas” untuk para pekerja dengan kategori-kategori tertentu. Tetapi secara keseluruhan, ekonomi sekarang ini tidak banyak berbeda dengan kapitalisme “murni”.

Produksi dilakukan demi meraih keuntungan, bukan demi kegunaannya. Tidak ada jaminan bahwa semua orang yang mampu dan ingin bekerja akan selalu mendapat pekerjaan; selalu ada sekolompok penganggur. Pekerja selalu merasa cemas akan kehilangan pekerjaannya. Kemajuan teknologi sering kali mengakibatkan lebih banyak pengangguran, dan bukannya mempermudah beban pekerjaan. Motif keuntungan, menyatu dengan kompetisi di antara para kapitalis, bertanggung jawab atas ketidakstabilan dalam akumulais dan penggunaan modal yang mengarah pada depresi berat yang terus meningkat. Persaingan bebas kini mengarah pada penghapusan besar-besaran tenaga kerja dan melumpuhkan kesadaran sosial setiap individu.

Saya menganggap bahwa ketimpangan individual ini merupakan kejahatan kapitalisme yang paling buruk. Seluruh sistem pendidikan kita dirugikan karena kejahatan ini. Sikap bersaing yang berlebihan ditanamkan pada siswa yang dididik untuk memuja kesuksesan tanpa batas sebagai persiapan karir masa depan mereka.

Saya yakin bahwa hanya ada satu cara untuk keluar dari semua kejahatan ini, yakni dengan menerapkan ekonomi sosialis, yang disertai dengan sistem pendidikan yang diarahkan pada tujuan-tujuan sosial.
----
Tulisan sebelumnya merupakan salinan yang saya ketik dari buku “Seri Mengenal dan Memahami Einstein” karya Joseph Schartz dan Michael Mcguinnes. Jangan bayangkan itu buku yang ribet, halamannya sampai ratusan dan tulisannya kecil-kecil, rapat pula. Ini buku yang menceritakan perjalanan hidup Einstein dalam gabungan gambar, tulisan dan grafis yang simpel tapi tetep aja pusing pas baca buku beginian, maklum otak saya nga sampe pas lagi ngebahas teori relativitasnya doi. Di akhir dari buku ini ada pendapat Einstein tentang sistem ekonomi yang berkembang saat itu. Coba perhatikan kalimat yang ditebalkan, mungkin nga asing dan bahkan masih bisa kita rasakan sampe sekarang. Hmm..

Well..

Sebenarnya, tulisan diatas tidak sama persis dengan yang ditulis oleh Einstein di majalah Monthly Review (aslinya bisa dicek di, Why Socialism by Albert Einstein). Tulisan diatas lebih bersifat resume mungkin karena ada proses alih bahasa, supaya lebih ringkas dan lainnya tapi seenggaknya inti pesan yang disampaikan sama. Mungkin lebih mirisnya lagi tulisan ini masih layak  untuk dibaca saat ini, direnungi dan diambil pesannya.

Why Socialism was written by Einstein and published by Monthly Review in 1949. I guess the condition still remains the same as today’s. -Maundri Prihanggo