Kamis, 24 Juli 2014

Maaf Pak Jokowi

Maaf Pak Jokowi

Pemilihan Umum Presiden tahun 2014 telah dilaksanakan, tanpa menunggu lama metode hitungan quickqount langsung menyajikan hasil yang diasumsikan valid. Dari metode quickcount keluarlah nama Pak Jokowi sebagai presiden terpilih dan selang 14 hari yaitu pada tanggal 22 Juli terbukti sudah keakuratan dari metode quickcount tersebut. Presiden terpilih versi quickcount langsung berubah menjadi presiden terpilih versi 240an juta rakyat Indonesia. Tapi dengan sejuta hormat kepada Pak Jokowi selaku presiden terpilih saya hanya ingin bercerita tanpa peduli ada yang akan membaca blog ini atau tidak. Maaf Pak Jokowi

Saya adalah warga Jakarta yang mendambakan Jakarta menjadi kota yang layak huni. Saat pemilihan gubernur dua tahun silam begitu mendengar Pak Jokowi akan hijrah dari Solo ke Jakarta, timbul rasa optimis yang luar biasa untuk tercapainya kota sesuai dambaan saya. Keberhasilan Pak Jokowi di Solo rasanya tidak perlu diragukan, hampir seluruh media dalam negeri menyanjung Pak Jokowi bahkan Pak Jokowi juga masuk dalam kandidat walikota terbaik di seluruh dunia, kalau tidak salah Pak Jokowi berada di peringkat 3, sungguh suatu prestasi yang sangat membanggakan bagi kami warga Indonesia. Harapan saya Jakarta akan disulap menjadi jakarta baru dengan PKL yang lebih rapi, jalanan yang tidak lagi macet atau minimal berkurang tingkat kemacetannya, anak-anak lebih nyaman bermain di taman kota dan ribuan harapan lainnya. Sesekali saya memperhatikan berita di TV, aksi gerak cepat Pak Jokowi sungguh luar biasa mulai dari reformasi birokrasi secara utuh lalu perbaikan waduk untuk mengurangi banjir dan lain sebagainya. Tapi.. Sangat disayangkan itu semua hanya terjadi dalam waktu kurang dari dua tahun Pak Jokowi menjabat di Jakarta. Sampai muncul isu Pak Jokowi akan dicalonkan sebagai presiden, saya masih tetap optimis Pak Jokowi akan bertahan menjadi gubernur. Makin lama, isu tersebbut makin santer diberitakan hingga seolah-olah bukan lagi isu. Dan pada akhirnya terjawab sudah isu tersbut, saat Pak Jokowi menyambangi rumah si pitung di marunda lalu menyampaikan niatannya untuk menjadi calon presiden yang diusung salah satu partai. Jauh sebelum Pak Jokowi berikrar untuk menjadi calon presiden, saya sudah lebih dahulu berikrar walaupun dalam hati, saat masih menjadi isu tentang pencapresan Pak Jokowi saya berjanji untuk tidak memilih Pak Jokowi dalam pemilu presiden 2014. Karena hidup ini adalah pilihan. Maaf Pak Jokowi.

Maaf Pak Jokowi mungkin yang saya sebutkan di atas adalah hal paling fundamental bagi saya kenapa saya tidak memilih Pak Jokowi. Saya khawatir kalau saya berbicara hal lain nanti dianggap sok tahu atau malah saya dianggap terpengaruh kampanye hitam yang menyerang Pak Jokowi. Tapi sumpah 100% saya adalah pembenci kampanye hitam karena tidak ada gunanya dan saya yakin Pak Jokowi tidak seperti itu. Tapi setidaknya saya berharap Pak Jokowi masih menaruh perhatiannya pada ibukota Indonesia, Jakarta. Maaf Pak Jokowi saya tidak memilih bapak, tapi kalau memang nanti yang sah terpilih adalah Pak Jokowi saya siap dukung dengan seluruh hati dan tenaga saya untuk Indonesia tercinta…