Sabtu, 28 Maret 2015

Apa yang paling penting untuk diperjuangkan dalam hidup ini?

Secara tiba-tiba teman saya me-whatsapp saya seperti ini, "Mon, sebenarnya apa point penting dalam menjalani perjuangan hidup ini?". Berat nga sih pertanyaannya? Sumpah ini orang mikir apa sampe tiba-tiba nanya pertanyaan beginian dan seketika itu juga saya tertarik untuk menulis kembali di blog ini dengan judul 

Apa yang paling penting untuk diperjuangkan dalam hidup ini? 

Kira-kira apa ya? 

Apakah harta? Sehingga membuat kita larut dalam pencarian rezeki. Dalam 24 jam kita terus-terusan sibuk mendulang uang. Ada kerjaan disana diambil, ada kerjaan disini diembat. Semuanya dikerjakan semata-mata untuk menumpuk harta. 

Apakah kedudukan dan kekuasaan? Ini penting sekali untuk diperjuangkan tapi ya tapi harus jelas bukan semata karena ego pribadi atau ambisi sesaat. Biasanya yang muncul hanya dengan landasan ego dan ambisi ditambah bumbu "merasa lebih baik dari yang lain" ini bakalan jatuh dengan sendirinya dan terus-terusan tidak pernah puas. Sudah jadi ketua RT mau jadi ketua RW sudah jadi Gubernur malah mau jadi Presiden. Tapi kalau memperjuangkan kemerdekaan dengan melawan kedudukan dan kekuasaan kolonialisme belanda dan imperialisme jepang ini jadi wajib karena saudara sebangsa kita diperas keringatnya dijadikan babu dan diperbudak untuk kekayaan kolonial dan imperial. 

Apakah cinta? Yaampun 2015 masih ngomongin cinta? Udah bukan zamannya lagi. Aksi coy aksinya mana?

Jadi apa yang patut diperjuangkan? 

Seketika itu juga setelah teman saya bertanya, saya langsung mencari buku-buku yang sekiranya dapat menjadi rujukan ternyata saya sendiri yang terjebak pada pertanyaan tersebut. Mungkin pada akhirnya sesuatu yang patut kita perjuangkan adalah apa yang kita anggap benar tanpa pernah melakukan pembenaran dengan terus merasa rendah hati mengakui kelebihan orang lain

Keterbatasan akal dan pikiran kita tidak akan pernah membuat kita bersandingan dengan Tuhan bahkan seorang Einstein saja hanya mampu memaksimalkan kemampuan otaknya 5%. Tidak akan pernah ada seorang ahli bangunan merasa lebih baik daripada seorang fisikawan karena mereka berada di ruang yang berbeda. Merasa rendah hati bukan berarti tidak mampu dan tidak berhak ikut campur namun merasa bahwa suatu permasalahan sudah ada orang yang menekuninya tentunya orang tersebut memiliki kelebihan di bidang permasalahan tersebut. 
-- Weslah ngomong opo aku iki, ra nggenah blasss

Sudah lah sekarang itu tekuni saja apa yang sedang kamu kerjakan. Pahami mana yang benar dan mana yang salah. Jangan pernah sekalipun melakukan pembenaran, jadilah bijak dengan mengakui kesalahan karena salah bukan berarti kalah. Akui kelebihan orang lain dan jangan pernah puas dengan terus merasa rendah hati. 

Tulisan ini adalah catatan yang bagus untuk diri sendiri. 
Selamat merenung. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar