Selasa, 21 Juni 2011

kata mereka

Membayangkan SMA TN yang gratis kembali sungguh luar biasa. Tetapi saya juga membayangkan proses transisi yang akan terjadi dari sistem berbayar ke sistem berbeasiswa penuh. Mungkin akan sama sulitnya dengan transisi dari sistem berbeasiswa penuh ke sistem berbayar jika Institusi tidak siap menghadapi itu. Mungkin TN 11, 12, 13 dan 14 menyaksikan bagaimana proses transisi terjadi.

Namun ada hal yang perlu disadari bahwa pendidikan itu system yang dinamis. Adek-adek kita mungkin merasa dalam tekanan ketika mendengar bahwa “TN dulu tuh hebat”, “TN dulu itu juara”, atau “TN dulu itu bukan hanya lulus 100% tetapi juga dengan rata-rata tertinggi”. Perlu kita sadari bersama bahwa setiap angkatan memiliki jaman dan tantangan yang berbeda. Adek-adek kita belum tentu mereka tidak berpotensi menjadi juara. Mungkin permasalahannya hanya ada pada mental juara. Jadi mari melihat sesuatu secara optimis.

Di tengah hiruk-pikuk obrolan panjang kita, saya ingin paling tidak ada hal kecil yang bisa dilakukan secara konkret oleh para alumni termasuk saya yang sedang tidak berada di tanah air. Seperti saya sebutkan sebelumnya bahwa mari kita memberikan motivasi, berbagi cerita, pengalaman kegagalan, cerita inspiratif, atau hal-hal yang sekiranya bisa membangkitkan semangat adek-adek kita.

Kita berbicara dengan tone yang positif, bukan menghakimi, bukan menasehati, bukan dimulai dengan kata-kata “Kalau dulu waktu jaman kami itu..”. Biarkan adek-adek kita merasa mereka berada dalam ‘TN’ yang sama dengan abang dan kakaknya. Kita ceritakan bahwa hal-hal terbaik yang kita dapatkan di TN adalah modal di masa depan. Biarlah adek-adek kita memiliki keyakinan itu dulu.

Oleh karenanya, saya memiliki ide kecil untuk sekedar membuat video testimonial dari abang dan kakak untuk adek-adek kita. Bisa berisi apa saja asal dengan tone yang positif. Seperti saya ceritakan bahwa adek-adek lebih sering menghabiskan malam minggu di depan laptop. Akan sangat menarik jika video testimonial dari abang dan kakak mereka tonton di kesunyian malam minggu. :)

Saya mengajak abang dan kakak yang memiliki waktu luang, memiliki kesempatan untuk sekedar berbagi cerita, misal direkam secara pribadi dan ada satu-dua alumni yang bersedia mengumpulkan dan melakukan proses editing. Saya membayangkan adek-adek kita melihat video testimonial dari abangnya yang dinas di papua, kuliah di amerika, kerja di eropa, tugas belajar di jepang, menjadi pejabat pubik di Aceh, pengusaha di daerah yang bercerita tentang atu hal yang sama. Bukankah itu menarik? Dan kita punya momen baik bulan depan bukan?

Mari kita optimis dan memulai dari hal yang kecil. Hal yang bisa dilakukan oleh alumni di mana saja. Tidak harus dengan kehadiran fisik. Walau ini mungkin hanya ide yang sangat kecil dan sederhana namun juga tidak akan terrealisasikan tanpa bantuan alumni sekalian.

Sekian.

Dimas Pramudya Kurniawan
01.3243

Ketika diri dilatih untuk dewasa melebihi usia.
Ketika kebersamaan pun hadir di ruang makan.
Ketika berkawan tidak cukup hanya sekedar mengenal nama.
Ketika disiplin diperkenalkan dalam bentuk yang berbeda-beda.
Ketika anak Jendral TNI tak ada bedanya dengan anak buruh tani.
Ketika cara menghormati guru sama dengan cara menghormati tukang sapu.
Ketika logika dipaksa mencerna makna bela negara hingga hukum termodinamika.
Ketika menyadari bahwa tidak ada yang lebih berarti selain menjadi diri sendiri.

Ketika senantiasa diyakinkan bahwa cita-cita dan mimpi itu ada,
tidak lain untuk diwujudkan dalam bentuk yang lebih nyata.
 source: facebook
 

2 komentar:

  1. mon, TN sekarang gratis? pas zaman lo udh gratis belom?

    BalasHapus
  2. sekarang juga belum gratis dengan pertimabngan biaya pendidikan di sana. Terakhir gratis angkatan 12 dan gw angkatan 16. Yang kelas 1 sekarang baru masuk angkatan 22.

    BalasHapus