Selasa, 11 November 2014

Modus ke Allah

Modus, suatu kata yang nga asing buat orang yang lagi PDKT. Biasanya nih pas lagi mau mendapatkan hati seseorang yang menjadi dambaan, hari-hari kita akan penuh dengan modus. Mulai dari tiba-tiba ngajakin ngobrol, comment status medsosnya doi sampai ngegombal-gombal sampe rambut jadi gimbal. Tapi kayaknya modus nga cuman klo lagi PDKT, bisa juga pas kita mau naikin uang saku bulanan, udah dipastikan kita modus nih ke orang tua. Bisa jadi tiba-tiba baik banget ke orang tua, dari ngebantuin bersih-bersih di rumah atau jadi nurut banget disuruh-suruh apa aja mau. Berarti bisa dibilang klo modus itu pas ada maunya aja, pas kita mau ngedapetin sesuatu.

Nah, kalau menurut KBBI, definisi modus yang paling sesuai dan mendekati dengan yang biasanya kita maksud sehari-hari adalah –desiderative modus yang menyatakan keinginan, --optatif modus yang menyatakan harapan. Saya bukan ahli bahasa tapi kemungkinan diartikan sebagai suatu aksi yang menyatakan keingin dan harapan, mungkinn..

Tapi terkadang kita lebih sering lupa kalau ada Zat yang Maha Kuasa, menguasai setiap apapun yang hidup dan mati, Zat yang Maha Tahu, mengetahui setiap misteri tentang waktu yang akan datang dan memberi hikmah dari setiap kejadian yang telah lalu. Dia yang menguasai hati setiap makhluk yang ada di dunia ini, hanya Dia yang sanggup membolak-balikkan hati siapapun dan apapun.

Tanpa perlu modus dan mendekatinya, sesungguhnya Dia amat dekat
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (Qaff:16)

Bahkan lebih tahu apa yang kita butuhkan
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (Al Baqarah:216)
Tapi dalam prosesnya pendekatan ke Yang Maha Atas Akan Segala Sesuatunya ini tidak mudah, bahkan dalam beberapa ajaran tradisional lain proses pendekatan ini dilalui lewat proses penyiksaan. Klo kita lihat di India pasti banyak orang-orang yang sengaja menyiksa dirinya sebagai proses pendekatan ke dewa atau demi menjadi manusia yang mempunyai derajat tinggi. Ada juga seperti biksu-biksu yang berdiam diri dan menjauhkan dari kehidupan dunia untuk dapat semakin dekat kepada Dia.

Mungkin, dan ini sekedar mungkin, proses pendekatan kita juga bisa melalui berkenalan melalui pesan-pesannya di dunia yaitu Al Quran juga lewat ajaran-ajarannya seperti berbagai macam bentuk ibadah, bisa juga melalui sang pembawa pesan sekaligus ajaranNya yaitu Rasullullah. Yang tidak perlu melalui proses penyiksaan dan pemisahan secara utuh dari kehidupan yang bersifat dunia. Semua ibadah wajib, puasa sunnah, baca Quran dan lain sebagainya dijadiin sebagai proses pendekatan ke Yang Maha Kuasa.

Yah, namanya juga manusia ya, banyak maunya, pingin ini, pingin itu tapi nga pernah mau ngedeketin Yang Maha Memiliki. Mungkin jawaban atas segala macam permasalahan yang sedang kita hadapi ada jawabannya dalam Al Quran, mungkin segala macam kegelisahan hati kita dapat ditenangkan dengan mengingat namaNya, mungkin segala macam kesulitan kita tidak akan pernah sebanding dengan kesulitan yang pernah dihadapi oleh Rasullullah saat menyebarkan agama Islam.

Semoga saya juga selalu mengingat Allah kapanpun dan dimanapun. Inget rezeki, larinya ke Allah, mau cari jodoh, larinya ke Allah, mau ini mau itu larinya ke Allah. Susah banget tapi ya coba kita usahakan bersama (siapa ya?).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar